wanita biasa, yg ingin bahagia | Cuma kumpulan kopi paste, mengikat ilmu, kalo lupa tinggal nyari =)


Selasa, 21 Juni 2011

RUM sunat

hasil sementara gugling d milis sehat ttg sunat

-Teknik sirkumsisi yang paling aman adalah teknik konvensional.

-obat anestesi pada sunatan yang direkomendasikan adalah yang TIDAK mengandung epinefrin.

-Pilih yang mengandung lidocain saja, biasa merknya LIDOCAIN saja

dr arifianto

Epinefrin tidak boleh diberikan sebagai campuran anestesi pada tindakan bedah di daun telinga, puncak hidung, ujung jari dan penis (sunat). Karena di daerah tersebut hanya dialiri oleh satu aliran darah (end arteries), sementara epinefrin berespon membuat pembuluh darah mengecil (vasokonstriksi). Pada daerah yang diperdarahi oleh satu cabang arteri (end

arteries) penggunaan epinefrin bisa meningkatkan risiko nekrosis (kematian jaringan). Kejadian nekrosis memang sedikit tetapi tetap bisa terjadi bila digunakan campuran anestesi epinefrin pada daerah-daerah tersebut.

Seringkali pemakaian anestesi mengandung epinefrin (pehacain: lidocain +epinefrin) memberikan kesan tidak ada perdarahan, karena pembuluh darah mengecil, namun sebenarnya hal itu disebabkan oleh efek epinefrin. Bila setelah dijahit dan efek epinefrin hilang ada kemungkinan perdarahan baru tampak, sehingga setelah proses sunat selesai tetap terjadi perdarahan.

Karena itu anestesi yang disarankan adalah lidocain tanpa epiefrin. Bila ada perdarahan segera bisa dihentikan. Dan tidak ada risiko nekrosis (kematian jaringan)

-luka sirkumsisi hanya perlu dijaga kebersihannya saja . tidak perlu antibiotik

link jaundice

 

http://milissehat.web.id/?p=355

http://milissehat.web.id/?p=46

http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/114/1/297#F4

 

Kalau di atas 3 hari, kadar bili di atas 17 baru DIPERTIMBANGKAN untuk terapi sinar

 Jadi statement bahwa usia 7 hari kadar bili max 12.5 - kurang tepat.

Kalau hari ke 3, kadar bili 15 memang dipertimbangkan terapi sinar

Senin, 20 Juni 2011

khitan perempuan

ilmu baru ttg KHITAN perempun ^^
emang g usah ya mak

rasulullah bersabda: fitrah itu ada 5: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, menggunting kuku dan mencabut bulu ketiak.
(HR Bukhari (5891) dan Muslim (an Nawawi I/541) dari hadits abu Hurairah Radhiyallahu anhu secara marfu')
20 menit yang lalu · Suka

Ummu Hafizhah Zaujatu Irfan

masih ada tiga dalil khitan untuk perempuan, tapi coba kita perhatikan sanadnya, terdapat perawi yang majhul, munkarul hadits..

1. perkataan rasululloh kpd ummu 'athiyah: jika engkau mengkhitan, maka potong sedikit saja dan jangan berlebihan, karena ia lebih membuat wajah berseri2 dan lebih utama (terhormat) disisi suami.
(HR Al Khatib al bagdadi (V/327) dalam sanadnya terdapat zaidah bin abi raqad, dia perawi yang munkarul hadits)
13 menit yang lalu · Suka


2. "bahwasanya ada seorang wanita mengkhitan di madinah, lalu nabi berkata kepadanya, 'janganlah berlebihan, karena ia lebih membuat seorang wanita lebih utama (terhormat) dan lebih disukai oleh suami' "

(HR abu dawud (no 5271) didalam sanadnya terdapat perawi yang majhul dan diriwayatkan secara mursal)

3."khitan adalah sesuatu yang sunnah bagi laki2 dan sebuah kehormatan bagi kaum wanita"

HR Ahmad (V/75) hadits ini dhoif, dalam sanadnya terdapat perawi yg lemah

pendapat kebanyakan ulama berkisar untuk wajibnya khitan bagi laki2 dan dianjurkan bagi kaum wanita.

ada pula mereka (para ulama) yang tidak demikian, Allahu a'lam..



~dari ensiklopedi pendidikan anak jilid 1,
mustafa al 'adawi
pustaka al inabah~

Selasa, 14 Juni 2011

cemilan iseng

warning

  • don't try this at home =p
  • resep ngawur
  • saya bukan orang pintar memasak, apalagi suka masak =p
  • yang penting naufal, naveed, ayah & saya suka. hehehehehe


bahan :

  • minyak goreng
  • air
  • garam
  • merica bubuk
  • makaroni
  • keju quick melt

cara memasak :

  • rebus makaroni ke dalam panci berisi air, garam, merica bubuk & minyak, supaya makaroni tidak lengket. tiriskan jika sudah matang
  • potong keju quick melt kotak tipis
  • masukkan makaroni ke dalam loyang. masukkan keju yang sudah dipotong ke atas makaroni. ratakan
  • masukkan loyang berisi makaroni keju ke dalam dandang
  • angkat setelah keju meleleh 
  • siap disajikan

NO PICT  ^^ pisssss


Minggu, 12 Juni 2011

Fakta dan Mitos Mengenai Imunisasi

Fakta dan Mitos Mengenai ImunisasiFakta dan Mitos Mengenai Imunisasi


Sejak pemberian vaksinasi secara luas di Amerika Serikat, jumlah kasus penyakit pada anak seperti campak dan pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) turun hingga 95% lebih. Imunisasi telah melindungi anak-anak dari penyakit mematikan dan telah menyelamatkan ribuan nyawa. Saat ini beberapa penyakit sangat jarang timbul sehingga para orang tua kadang mempertanyakan apakah vaksinasi masih diperlukan.

Anggapan yang keliru ini hanya salah satu dari kesalahpahaman mengenai imunisasi. Kebenarannya adalah bahwa sebagian besar vaksin mampu mencegah penyakit yang masih ada di dunia, walaupun angka kejadian penyakit tersebut jarang. Vaksinasi masih sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan anak. Bacalah lebih lanjut tentang imunisasi secara lebih jelas dalam uraian berikut!


Apa yang terjadi pada tubuh dengan imunisasi

Vaksin bekerja dengan mempersiapkan tubuh anak anda untuk memerangi penyakit. Setiap suntikan imunisasi yang diberikan mengandung kuman mati atau yang dilemahkan, atau bagian darinya, yang menyebabkan penyakit tertentu. Tubuh anak anda akan dilatih untuk memerangi penyakit dengan membuat antibodi yang mengenali bagian-bagian kuman secara spesifik. Kemudian akan timbul respon tubuh yang menetap atau dalam jangka panjang. Jadi, ketika anak terpapar pada penyakit yang sebenarnya, antibodi telah siap pada tempatnya dan tubuh tahu cara memeranginya sehingga anak tidak jatuh sakit. Inilah yang disebut sebagai imunitas (ketahanan tubuh terhadap penyakit tertentu).


Fakta dan mitos

Yang patut disayangkan, beberapa orang tua yang salah mendapatkan informasi mengenai vaksin memutuskan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak mereka, akibatnya risiko anak tersebut untuk jatuh sakit lebih besar.

Untuk lebih memahami keuntungan dan risiko dari vaksinasi, berikut ini beberapa mitos umum yang ada di masyarakat dan faktanya.


Imunisasi akan menimbulkan penyakit yang seharusnya ingin dicegah dengan vaksinasi pada anak saya

Anggapan ini timbul pada beberapa orang tua yang memiliki kekhawatiran besar terhadap vaksin. Adalah suatu hal yang mustahil untuk menderita penyakit dari vaksin yang terbuat dari bakteri atau virus yang telah mati atau bagian dari tubuh bakteri atau virus tersebut. Hanya imunisasi yang mengandung virus hidup yang dilemahkan, seperti vaksin cacar air (varicella) atau vaksin campak, gondong, dan rubela (MMR), yang mungkin dapat memberikan bentuk ringan dari penyakit tersebut pada anak. Namun hal tersebut hampir selalu tidak lebih parah dari sakit yang dialami jika seseorang terinfeksi oleh virus hidup yang sebenarnya. Risiko timbulnya penyakit dari vaksinasi amatlah kecil.

Vaksin dari virus hidup yang tidak lagi digunakan di Amerika Serikat adalah vaksin polio oral (diberikan melalui tetes ke dalam mulut anak). Keberhasilan program vaksinasi memungkinkan untuk mengganti vaksin virus dari virus hidup ke virus yang telah dimatikan yang dikenal sebagai vaksin polio yang diinaktifkan. Perubahan ini secara menyeluruh telah menghapuskan penyakit polio yang ditimbulkan oleh imunisasi di Amerika Serikat.


Jika semua anak lain yang berada di sekolah diimunisasi, tidak ada bahaya jika saya tidak mengimunisasi anak saya

Adalah benar bahwa kemungkinan seorang anak untuk menderita penyakit akan rendah jika yang lainnya diimunisasi. Jika satu orang berpikir demikian, kemungkinan orang lain pun akan berpikir hal yang sama. Dan tiap anak yang tidak diimunisasi memberikan satu kesempatan lagi bagi penyakit menular tersebut untuk menyebar. Hal ini pernah terjadi antara tahun 1989 dan 1991 ketika terjadi wabah campak di Amerika Serikat. Perubahan laju imunisasi pada anak pra sekolah mengakibatkan lonjakan tinggi pada jumlah kasus campak, angka kematian, serta jumlah anak dengan kerusakan menetap akibatnya. Hal serupa pernah terjadi di Jepang dan Inggris pada tahun 1970 yaitu wabah pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) yang terjadi saat laju imunisasi menurun.

Walaupun angka laju vaksinasi cukup tinggi di Amerika Serikat, tidak dapat dijamin bahwa anak anda hanya akan kontak dengan orang-orang yang telah divaksinasi, apalagi sekarang banyak orang bepergian dari dan ke luar negeri. Sepeti wabah ensefalitis pada tahun 1999 dari virus West Nile di New York, suatu penyakit dapat menyebar ke belahan bumi lain dengan cepatnya akibat perjalanan internasional. Cara terbaik untuk melindungi anak anda adalah dengan imunisasi.


Imunisasi akan memberikan reaksi buruk pada anak saya

Reaksi umum yang paling sering terjadi akibat vaksinasi adalah keadaan yang tidak berbahaya, seperti kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan, demam, dan ruam pada kulit. Walaupun pada kasus yang jarang imunisasi dapat mencetuskan kejang dan reaksi alergi yang berat, risiko untuk terjadinya hal tersebut sangat kecil dibandingkan risiko menderita penyakit jika seorang anak tidak diimunisasi. Setiap tahunnya jutaan anak telah divaksinasi secara aman, dan hampir semua dari mereka tidak mengalami efek samping yang bermakna.

Sementara itu, penelitian secara terus menerus dilakukan untuk meningkatkan keamanan imunisasi. The American Academy of Pediatrics (AAP) sekarang menganjurkan dokter untuk menggunakan vaksin difteri, tetanus, dan pertusis yang mengandung hanya satu bagian spesifik sel kuman pertusis dibandingkan dengan yang mengandung seluruh bagian sel kuman yang telah mati. Vaksin pertusis yang aselular (DtaP) dikaitkan dengan lebih kecilnya efek samping seperti demam dan kejang.

Baru-baru ini telah disetujui untuk mengganti zat pengawet timerosal dari semua vaksinasi, seperti yang direkomendasikan oleh The Advisory Commitee on Immunization Practice (ACIP), American Academy of Pediatrics, dan United States Public Health Service (USPHS).

Timerosal adalah produk dari etil merkuri dan telah digunakan sebagai pengawet vaksin sejak 1930. Jumlah timerosal yang terkandung dalam vaksin sangat rendah, pada kadar yang tidak berhubungan dengan keracunan merkuri. Namun USPHS sekarang merekomendasikan untuk meminimalkan semua paparan terhadap merkuri, tidak peduli berapapun sedikit kadarnya, hal ini termasuk pula penggunaan termometer kaca yang mengandung merkuri.

Pada tahun 1999, The Centre for Disease Cintrol (CDC) Amerika Serikat menunda penggunaan vaksin baru rotavirus setelah beberapa orang anak menderita sumbatan di usus yang mungkin dicetuskan oleh vaksin tersebut. Walaupun hanya beberapa kasus yang dilaporkan, CDC menghentikan pemberian vaksinasi karena adanya kekhawatiran mengenai keamanannya. Setelah dilakukan penelitian, vaksin rotavirus tidak diberikan lagi.

Ada rumor yang dikuatkan, banyak diantaranya yang diedarkan melalui internet, menghubungkan beberapa vaksin dengan multipel sklerosis, sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS), autisme, dan masalah kesehatan lainnya. Namun beberapa penelitian gagal dalam menunjukkan hubungan antara imunisasi dengan keadaan tersebut. Angka kejadian sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) telah menurun lebih dari 50% beberapa tahun ini, padahal jumlah vaksin yang diberikan tiap tahun semakin meningkat.


Anak saya tidak perlu diiimunisasi karena penyakit tersebut telah dimusnahkan

Penyakit yang jarang atau tidak terjadi lagi di Amerika Serikat, seperti polio dan campak, tetap berkembang di belahan bumi lain. Dokter melanjutkan pemberian vaksin untuk penyakit tersebut karena penyakit tersebut sangat mudah ditularkan melalui kontak dengan penderita melalui perjalanan. Hal tersebut termasuk orang-orang yang mungkin belum diimunisasi masuk ke Amerika Serikat, seperti halnya orang Amerika yang bepergian ke luar negeri.

Jika laju imunisasi menurun, penyakit yang dibawa oleh seseorang yang datang dari negara lain dapat menimbulkan keadaan sakit yang berat pada populasi yang tidak terlindungi dengan imunisasi. Pada tahun 1994 polio telah terbawa dari India ke Kanada, namun tidak menyebar karena banyak masyarakat yang telah diimunisasi. Hanya penyakit yang telah diberantas tuntas dari muka bumi, seperti cacar (smallpox), yang aman untuk dihentikan pemberian vaksinasinya.


Anak saya tidak perlu diimunisasi jika ia sehat, aktif, dan makan dengan baik

Vaksinasi dimaksudkan untuk menjaga anak tetap sehat. Karena vaksin bekerja dengan memberi perlindungan tubuh sebelum penyakit menyerang. Jika anda menunda samapi anak anda sakit akan terlambat bagi vaksin untuk bekerja. Waktu yang tepat untuk memberikan imunisasi pada anak anda adalah saat ia dalam keadaan sehat.


Imunitas hanya bertahan sebentar

Beberapa vaksin, seperti campak dan pemberian beberapa serial vaksin hepatitis B, dapat menimbulkan kekebalan seumur hidup anda. Vaksin lainnya, seperti tetanus, bertahan sampai beberapa tahun, membutuhkan suntikan ulang dalam periode waktu tertentu (booster) agar dapat terus memberi perlindungan untuk melawan penyakit. Dan beberapa vaksin, seperti pertusis, akan semakin berkurang namun tidak memerlukan suntikan ulang (booster) karena tidak berbahaya pada remaja dan dewasa. Penting untuk menyimpan catatan pemberian suntikan imunisasi anak anda sehingga anda tahu kapan ia membutuhkan suntikan ulang (booster).


Fakta bahwa penelitian tentang vaksin masih terus berlanjut dan diperbaiki menunjukkan bahwa pemberiannya belum aman


Pusat pengawas obat dan makanan merupakan badan milik pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur tentang vaksin di Amerika Serikat. Bekerja sama dengan CDC dan The National Institutes of Health (NIH) mereka meneruskan penelitian dan memonitor keamanan dan keefektifan pemberian vaksin.

Surat ijin bagi vaksin baru dikeluarkan setelah dilakukan penelitian laboratorium dan percobaan klinis, dan pengawasan keamanan tetap berlanjut walaupun vaksin telah disetujui. Telah dilakukan dan akan terus dilakukan perbaikan (misalnya seperti yang berlaku pada DtaP dan vaksin polio) yang akan meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi dan untuk menjamin standar keamanan yang terbaik.


Informasi tambahan

Jelaslah bahwa vaksin adalah satu dari alat terbaik yang kita miliki agar anak sehat, namun keberhasilan dan program imunisasi bergantung pada ketersediaan. Anda bisa mendapatkan vaksin dengan harga murah atau gratis melalui klinik kesehatan masyarakat dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), dan pada kampanye vaksinasi anak (misal pekan imunisasi anak).

Anda dapat mengunjungi situs-situs kesehatan lain untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vaksinasi. Sumber informasi lainnya adalah dokter anak anda. Bersama, anda dapat menjaga anak anda sehat dan ceria.


Salah Paham Mengenai Imunisasi


Timerosal mengakibatkan Autisme

Beberapa ilmuwan telah melemparkan wacana bahwa kandungan merkuri dalam vaksin merupakan penyebab autisme dan anak yang menderita autisme dianjurkan untuk menjalani terapi kelasi (chelation therapy, pemberian zat khusus sebagai upaya “mengikat” merkuri agar tidak dapat bereaksi dengan komponen sel tubuh) untuk detoksifikasi. Beberapa kasus telah dijadikan perkara hukum yang disidangkan dan beberapa pengacara menyebarkan informasi di internet untuk mendapatkan klien. Situasi ini semakin berkembang karena sampai sekarang beberapa vaksin masih mengandung timerosal, zat pengawet yang mengandung merkuri yang tidak digunakan lagi. Ada beberapa alasan mengapa kecemasan mengenai timerosal dalam vaksin sebenarnya merupakan informasi yang menyesatkan:

§ Jumlah merkuri yang terkandung sangat kecil

§ Tidak ada hubungan merkuri dan autisme yang terbukti

§ Tidak ada alasan yang masuk akal untuk mempercayai bahwa autisme terjadi karena sebab keracunan


Timerosal telah digunakan sebagai pengawet pada makhluk hidup dan vaksin sejak tahun 1930 karena dapat mencegah kontaminasi bakteri dan jamur, terutama pada tabung yang digunakan untuk beberapa kali pemakaian. Pada tahun 1999, FDA (Food and Drug Administration) memeriksa catatan bahwa dengan bertambahnya jumlah vaksin yang dianjurkan pada bayi, jumlah total merkuri pada vaksin yang mengandung timerosal dapat melebihi batas yang dianjurkan oleh badan pengawas lain (1). Jumlah merkuri yang ditentukan oleh FDA memiliki batas aman yang lebar, dan belum ada informasi mengenai bayi yang sakit akibatnya. Meski demikian untuk berhati-hati, US Public Health Service dan the American Academy of Pediatrics meminta dokter untuk meminimalkan paparan terhadap vaksin yang mengandung timerosal dan kepada perusahaan pembuat vaksin untuk menghilangkan timerosal dari vaksin sesegera mungkin (2). Pada pertengahan 2000 vaksin hepatitis B dan meningitis bakterial yang bebas timerosal tersedia luas.kombinasi vaksin difteri,pertusis, dan tetanus sekarang juga tersedia tanpa timerosal. Vaksin MMR, cacar air, polio inaktif, dan konjugasi pneumokok tidak pernah mengandung timerosal.

Sebelum adanya pembatasan, paparan maksimal kumulatif merkuri pada anak dalam 6 bulan pertama kehidupan dapat mencapai 187,5 mikrogram (rata-rata 1 mikrogram/hari). Pada formula vaksin yang baru paparan maksimal kumulatif selama 6 bulan pertama kehidupan adalah tidak lebih dari 3 mikrogram (3). Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa batasan maksimal keduanya memiliki efek toksik (keracunan).

Pusat pengawasan dan pencegahan penyakit (CDC) telah membandingkan angka kejadian autisme dengan jumlah timerosal yang ada dalam vaksin. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perubahan relatif angka kejadian antara autisme dengan jumlah timerosal yang diterima anak dalam 6 bulan pertama kehidupan (dari 0-160 mikrogram). Hubungan yang lemah ditemukan antara asupan timerosal dan beberapa kelainan pertumbuhan saraf (seperti gangguan pemusatan perhatian) pada satu penelitian saja, namun tidak terbukti pada penelitian selanjutnya (4). Penelitian lain yang direncanakan sepertinya juga tidak akan menunjukkan hubungan bermakna.

Komite Intitute of Medicine (IOM) yang telah menyebarkan luaskan laporannya pada bulan Oktober 2001 menemukan tidak ada bukti hubungan antara vaksin yang mengandung timerosal dan autisme, ggangguan pemusatan perhatian, keterlambatan bicara dan bahasa, atau kelainan perkembangan saraf lainnya (5)

Penggunaan terapi kelasi untuk penanganan anak yang menderita autisme sama sekali tidak berhubungan.

n/a
http://milissehat.web.id/?p=623

Sabtu, 11 Juni 2011

iseng iseng ^^

iseng iseng pake aplikasi ini  http://apps.facebook.com/fii-creator/

jadinya lucu. hehehehehe.... kayak avatar gtu deh. pilih muka, rambut, alis, hidung, mulut, baju ^^ gak banyak sih pilihannya. tapi asik juga. namanya jg iseng 

ini naufal

ini naveed

ini gak tau siapa =p

Selasa, 07 Juni 2011

nulis rombongan subuh subuh ^^

hmmmm....... aq punya akun FB buat nyampah. curhat curhat gak penting. tapi, klo nulis sebenere asik d MP. knapa? lebih banyak fasilitasnya. tampilannya lebih yahud. wkwkwkwkwk.... yaeyalahhh...... udah jelas klo d FB lbh khusus untuk NOTE. nyatet *kayak sekolah aja* slain itu d MP, nyarinya lbh gampang. krn ada fasilitas tags. klo d FB, ngubeknya lebih lamaaaaaaaaa.... satu satu gtu. jadi, klo nyari ribet bonenggggg >.< . klo d MP pan tinggal klik tagnya. muncul deh artikel yg qt inginkan ^^

asiknya, klo d FB lbh banyak fren. sekali nyetatus, yg komen berhamburan. hiahahahahahaha.... *narsis* apalagi klo plosting sesuatu yg masih dianggep nyeleneh T_________T misal, pengobatan RUM, ASI, MPASI HOMEMADE, PARENTING dkk. yg pro kontra langsung berhamburan. efeknya, block, hide temen udah biasa =p

baidewei buswei *kek yg pernah naek buswei =p* aq nulis, ngelink info ttg semua itu bukan berarti aq dah bisa, pinter dll. aq cuma ingin MENGIKAT ILMU DENGAN MENULIS. kata rasulullah begitu kan? nah, klo qt tiba2 butuh. pas ada kejadian yg mirip2. kan tinggal bongkar bongkar artikel. iya toh? ^^

lah.... kok jadi pengen mindahin foto dr FB k MP deh. hahahahahaha

--------

2 minggu ini rumah lagi berantakan *emg yg kmrn rapih gtu? =p* ini karena lg renovasi. nutup kolam entah apa itu gak ada bagusnya. yg cuma bikin rumah banjir klo hujan. trus renov carport, renov taman, renov genteng *aamiin* dkk. nyeselnya, g bikin poto beforenya =p


*hadehhhh........ anak2 bangun. lanjut entar yak*




Mekanisme Produksi ASI

Mekanisme Produksi ASI


Hormon Prolaktin

Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi susu.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam payudara, pada muara saluran ASI.



Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip dengan tanaman teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh atau kembang kertas, maka akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik, semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.

Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi. Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.

Hormon Oksitosin
Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.

Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.

Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini sangat penting bagi bayi.

Zat Penghambat
Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara ada banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel pembuat susu untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah payudara yang bersangkutan mengalami efek kepenuhan.

Berikut penjelasan dalam bentuk video, dari Youtube:



Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap menghasilkan ASI, maka ASI yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika bayi tidak menyusu pada salah satu atau kedua payudara, ASI SEBAIKNYA DIKELUARKAN DENGAN CARA DIPERAH.

Sumber: Breastfeeding Counseling: A Training Course. WHO/UNICEF.

http://www.asipasti.co.cc/2008/04/mekanisme-produksi-asi.html

Kenali yuk gimana ASI dibuat !

 

Mungkin belum banyak yg tau bahwa mengosongkan ASI dari payudara sama saja spt menguras sungai mengalir. Sesuatu yg mustahil dilakukan. Karena ASI akan terus mengalir sementara ASI itu sendiri dikeluarkan.  Nah supaya ibu menyusui lebih yakin atau percaya diri atau PEDE dg ASInya, yuk kita cari tahu gimana caranya ASI dibuat !

 

Photobucket - Video and Image Hosting

Diterjemahkan bebas dari artikel “Frequently Asked Questions

about Milk Production” oleh Luluk Lely Soraya I, Agustus 2006.

(http://www.kellymom.com/bf/supply/milkproduction-faq.html)

 

Tahukah kita bahwa ASI di awal menyusui

dibuat berlimpah ?!

 

Di hari-hari pertama pasca melahirkan, ASI mulai dibuat oleh organ produksi ASI. Di hari-hari pertama tsb, produksi ASI tsb tidak ditentukan dari berapa banyak ASI yg dikeluarkan. Setelah beberapa hari kemudian, produksi ASI amat ditentukan dari berapa banyak ASI yg dikeluarkan (baik dg cara disusui atau dipompa). Organ produksi ASI akan mulai mengurangi produksi ASI hingga jumlah sesuai dg kebutuhan bayi (banyaknya ASI yg dikeluarkan).

 

Di minggu-minggu pertama, umumnya ibu akan memproduksi ASI lebih dari kapasitas yg dibutuhkan bayi (terutama jika ibu menyusui dg baik). Di masa tsb banyak ibu merasakan rembesan ASI dan atau payudara terasa penuh atau bengkak. Kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Pada masa tsb organ produksi ASI ibu sedang dalam proses penyesuaian thd jumlah ASI yg dibutuhkan bayi.

 

Kemudian sekitar mg ke-6 hingga bln ke-3, kadar prolaktin yg tinggi akan mulai berkurang bertahap hingga akhir masa menyusui. Pada masa tsb, payudara terasa tidak penuh, rembesan ASI berkurang, refleks let down (ASI mengalir) mulai tidak terasa, dan ASI yg dipompa/perah berkurang. Hal ini normal terjadi. Bukan berarti produksi ASI berkurang.

 

 

Benarkah kandungan ASI berubah tiap menit ?!

 

Mungkin belum banyak ibu mengerti bahwa

ASI selalu berubah dari waktu ke waktu.

Di menit-menit awal menyusui, ASI kaya akan protein, rendah lemak, cenderung lebih “encer”. ASI ini berfungsi sbg makanan pembuka / penghilang haus. Dinamakan FOREMILK.

 

Sedangkan di menit2 terakhir ASI kaya akan lemak dan cenderung kental. ASI ini akan mengenyangkan bayi spt makanan utama. ASI ini dinamakan HINDMILK.

 

Saat menyusui ibu tidak dapat membedakan secara pasti antara foremilk dan hindmilk. Perubahan foremilk-hindmilk berlangsung secara amat perlahan. Menurut Penelitian Grup Peter Hartmann menyatakan bahwa makin kosong payudara, makin tinggi kandungan lemak dalam ASI.

 

Apakah ASI dibuat sebelum disusui ke bayi atau sesudahnya ?

 

Satu hal yg pasti bahwa ASI diproduksi setiap saat. Termasuk juga sebelum, selama dan sesudah bayi menyusu. Diantara masa menyusu satu ke lainnya, ASI yg diproduksi akan disimpan dalam payudara ibu. Volume ASI yg disimpan dalam payudara akan lebih banyak jika masa jeda menyusu berikutnya lebih lama. Jumlah ASI yg disimpan dalam payudara relatif bervariasi pd tiap ibu dan TIDAK ditentukan dari ukuran payudara (meski ukuran payudara dapat membatasi kapasitas gudang ASI). Beberapa ibu tidak memiliki ruang simpan yg banyak. Meski demikian ibu yg memiliki gudang ASI sedikit ataupun banyak sama2 menghasilkan ASI yg cukup utk bayi. Ibu yg  memilki gudang ASI yg banyak relatif memilki jeda menyusui dengan waktu yg lebih lama dari ibu yg memiliki gudang ASI lebih sedikit.

 

Apakah ASI akan kosong dari payudara ibu setelah bayi menyusu ?

 

Banyak orang berpikir bahwa cara kerja ASI sama spt galon air (dispenser air). Begitu isinya kosong, maka ia perlu diisi ulang sebelum bayi menyusu lagi. Ini bukan cara kerja produksi ASI. ASI diproduksi setiap saat. ASI tidak akan pernah habis 100%, meski bayi telah menyusu pada payudara tsb. Penelitian laktasi membuktikan, bayi tidak akan menghabiskan semua stok ASI pada payudara. Jumah ASI yg diminum tergantung dari nafsu makannya. Umumnya volume ASI yg diminum oleh bayi relatif berkisar 75-80% dari 100% stok ASI di payudara. Sederhananya, bayangkan ilustrasi berikut. Mengosongkan ASI dari payudara sama saja spt menguras sungai. Sesuatu yg mustahil dilakukan. Karena ASI akan terus mengalir sementara ASI itu sendiri dikeluarkan.

 

Riset laktasi juga menunjukkan bahwa makin kosong payudara, makin cepat payudara memproduksi ASI. Makin banyak & sering bayi minum ASI, makin cepat ASI diproduksi. Jadi jangan berpikir menyusui / memompa/ perah spt “minum air dari gelas dg sedotan, begitu diminum akan berkurang dan kosong”. Tapi bayangkan jika kita minum air dari gelas dg menggunakan sedotan. Kemudian di saat yang sama, air dituang secara perlahan ke dalam gelas itu. Makin cepat kita minum, makin cepat juga air dituang dalam gelas tsb. Jadi kira-kira bisakah kita menghabiskan air dalam gelas tsb ? Tentu tidak kan ?! Begitu juga ASI dibuat. ASI tidak akan pernah kering atau kosong dari payudara, meski bayi selesai menyusu. Banyak ibu yg belum mengerti hal ini. Banyak juga ibu yang merasa ASI perlu diisi ulang. Akibatnya sering terjadi ibu menunggu dulu sampai payudaranya terasa penuh baru disusui ke bayinya. Padahal hal ini dapat menyebabkan produksi ASI jadi lambat.

 

Jadi ayo kita ubah mind set kita ya. Keep PEDE, Keep breastfeeding !

http://lsoraya.multiply.com/journal/item/26/Kenali_yuk_gimana_ASI_dibuat_